sumber: dari milis...
Antara Pernikahan & Kematian
Apakah Pernikahan ; Pernikahan adalah misteri. Dengan siapa kita menikah, dimana dan kapan adalah rahasia Allah SWT. Orang yang melangsungkan pernikahan tentunya orang yang mempunyai kesiapan material dan kesiapan psikologis. Kesiapan material adalah kesiapan sejauh mana kemampuan finansial mendukung berjalannya bahtera rumah tangga. Sedangkan kesiapan psikologis adalah kesiapan visi dan misi pernikahan, kemampuan menahan goncangan jika keluarga di timpa masalah, pengaturan watak orang tua terhadap anak, kesabaran, kepercayaan, kasih sayang, dll. Yang tentunya semuanya adalah penunjang menuju ”Sakinah Mawaddah Warahmah”
Kematian ; Kematian juga adalah misteri. Kapan kita meninggal, dimana dan di karenakan apa. Juga merupakan rahasia Allah SWT. Kematian bisa terjadi pada siapa saja, bukan di karenakan oleh faktor tua, namun penyebab kematian juga berbeda-beda. Bahkan tak akan ada yang luput dari kematian, meskipun kemudian engkau lari sejauh-jauhnya, bersembunyi di tempat gelap yang segelap-gelapnya. Engkaupun pasti akan dikembalikan kepada Allah SWT.
Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. 62:8)
Namun, dimanakah letak perbadaanya ?
Pernikahan, semua orang akan mempersiapkan pernikahan jauh hari sebelum pelaksanaanya. Rumah sudah dipersiapkan, kendaraan, tabungan, betul-betul di persiapkan secara matang serta mendetail. Target umur untuk menikah, target pencapaian Status Kerja, target Finasial. Namun bertolak belakang dengan Kematian. Banyak orang tidak mempersiapkan kematian seperti mempersiapkan pernikahan. Sejauh mana ibadah kita akan diterima Allah SWT. Mulai dari shalat yang terlambat dan terkadang tidak dikerjakan. Padahal shalat adalah lebih besar keutamaannya dari ibadah yang lain.
”…Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain ) Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan” (Q.S 29:45)
Kurangnya menjadikan Al-Qur’an menjadi bacaan utama di banding bacaan lainya. Ketika Novel bisa di baca selama berjam-jam. Lantas untuk membaca Al-Qur’an terasa berat meskipun hanya untuk 2 ayat. Sulitnya mengeluarkan zakat, infaq & sedekah. Meskipun mampu membeli makanan dengan menghabiskan uang ratusan ribu rupiah dalam semalam, namun betapa sulit untuk menyumbang masjid.
”Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala nya pada sisi Allah. Sesungguhnya Alah Maha Melihat apa-apa yang kamu kerjakan”. (Q.S.2:110)
Lantas sejauh manakah kesiapan kita dalam mempersiapkan kematian itu ? semestinya inilah yang seharusnya menjadi pertanyaan besar di benak manusia. Sejauh mana kesiapan itu kita persiapkan. Hingga kelak ketika kematian menghampiri setidaknya kita punya modal untuk menghadap kepada Allah SWT.
”Cukuplah kematian menjadi pelajaran”...
Muhammad Arafah, ST
(Kamis 160709. Jam 20.10 WIT. Sejenak terdiam, betapa mudahnya kematian itu terjadi)