Menarik untuk membincangkan salah satu berita yang diangkat oleh harian terbesar di Aceh pada tanggal 20 Desember 2010, di portal berita onlinenya harian Serambi News. Beritanya tentang aktivitas gali menggali untuk membangun drainase kota Banda Aceh dan sebagian wilayah Aceh Besar. Proyek drainase sudah berjalan 4 bulan. Tujuan dari proyek drainase ini adalaah untuk membebaskan kota Banda Aceh dari kepungan Banjir "dadakan" bila hujan lebat datang. Sungguh tujuan yang harus kita dukung bersama.
Bagian teras sebuah rumah warga yang terlihat semakin kritis akibat proyek saluran di depannya. Foto oleh BUDI FATRIA/SERAMBI INDONESIA |
Tapi apa mau dikata, tujuan baik ini agak sedikit menjadi masalah pada pelaksanannya. Proses pengerjaan yang dilakukan oleh kontraktor terlihat tidak serius. Sebagai contoh seperti dikutip dari Serambi News adalah pembiaran tanah galian dan material di pinggir jalan, galian tidak diberi tanda-tanda bahaya sehingga mengancam keselamatan pejalan kaki maupun pengguna kendaraan, dan tidak dibangunnya jembatan yang memenuhi syarat untuk masyarakat yang berumah atau bertempat usaha di seberang galian.
Padahal proyek ini diborong oleh 4 BUMN paling terkenal di negeri ini yaitu PT Adhi Karya, PT Waskita Karya, PT Pembangunan Perumahan, dan PT Brantas Abipraya. Banyak yang harus dibenahi dalam proses pengerjaan proyek drainase ini. Belum lagi berbagai komplain dan keluhan dari masyarakat tentang akibat sementara dari proses pengerjaan proyek drainase kota.
0 komentar:
Posting Komentar
Tanggapan Anda